Lebih Dalam & Nyata Tentang Stem Cells

Tahun 1956 dunia dicengangkan oleh keberhasilan tim kedokteran dari Amerika Serikat menyembuhkan penyakit leukemia dengan menggunakan stem sel melalui transplan tulang sumsum. 54 tahun kemudian, ribuan penderita kasus penyakit berat dan degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, parkinson, multiple sceloris, diabetes, osteoporosis hingga luka bakar telah menjalani perawatan stem sel dengan hasil yang sangat positif. Bukan hanya penyakit saja, stem sel juga telah berhasil diaplikasikan untuk perawatan kecantikan (anti-aging) dan masalah alopecia (kebotakan).

Kemampuan stem sel dalam regenerasi, mereperasi dan membentuk berbagai jenis sel inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh dunia kedokteran untuk kepentingan umat manusia. Pada penderita yang menghadapi resiko hidup-mati seperti serangan jantung (cardiovascular) dan stroke misalnya, tidak jarang akan kembali mengalami serangan berikutnya meski telah menjalani operasi maupun minum obat. Terapi stem sel membawa harapan baru dimana stem sel yang ditransplan (injeksi) ke tubuh penderita akan bekerja meregenerasi dan membentuk kembali secara alami sel-sel pembuluh darah yang rusak, sehingga resiko terkena serangan berikutnya menjadi sangat kecil (hilang).

Bukti Nyata
Pak Wong, Jakarta, setelah sembuh dan sehat dari penyakit jantung

Kasus kelainan jantung dialami Wong, warga Jakarta berusia 60 tahun. Pada tahun 2006 lalu, Wong mengalami sesak nafas meski hanya berjalan beberapa langkah dan susah tidur. Hasil diagnosa menunjukkan adanya kelainan serius pada jantung Wong. Wong kemudian menjalani terapi stem sel di Malaysia yang diambil melalui aliran darah (peripheral blood), kemudian diinjeksikan dengan mekanisme baloon angioplasty. Hasilnya sangatlah mengagumkan. Dalam waktu 3 bulan kemudian, Wong telah kembali sehat, dapat tidur nyenyak bahkan mampu menaiki 32 lantai tangga.

Kasus sukses lainnya termasuk yang dialami Ramesh, seorang pelatih dan pesepakbola profesional yang menderita anterior cruciate ligament (ACL). Sebelumnya Ramesh disarankan oleh tim medis untuk menjalani operasi total knee replacement (TKR) menggantikan batok lututnya yang rusak. Ramesh akhirnya memilih terapi stem sel di Malaysia. Dalam waktu dua bulan setelah terapi, sakit pada lututnya berkurang drastis. Setelah setahun, hasil MRI menunjukkan batok lutut (cartilage) Ramesh kembali normal.

Pro Kontra Stem Sel

Meski AS secara umum dikenal terdepan dalam dunia kedokteran, untuk urusan perawatan stem sel tidak di atas negara-negara seperti Malaysia, Jerman dan China. Ini dikarenakan pada era pemerintahan George W.Bush, pemerintah AS tidak menyedian anggaran bagi pengembangan penelitian stem sel, terutama yang diambil dari embrio karena menyangkut masalah moral dan etika. Bagaimanapun embrio merupakan janin. Menggunakan stem sel dari embrio mengundang kontroversi moral karena dianggap sebagai pembunuhan.
Embrio

Sebagian para ahli beranggapan stem sel dari embrio atau embryonic stem cells memiliki kemampuan lebih baik karena bersifat pluripotent (potensi melahirkan semua sel organ) dibandingkan stem sel dewasa yang bersifat multipotent (melahirkan beberapa jenis sel organ).

Namun menurut Dr. David Prentice, profesor biologi Indiana State University, bukan stem sel embrio, namun stem sel dewasalah (adult stem cell) yang memberi janji dan harapan di masa depan. Stem sel dewasa, khusus yang diambil dari tubuh sendiri, bebas dan aman dari resiko penolakan oleh tubuh. Lebih lagi, stem sel yang berasal dari orang lain atau domba, kelinci dan lainya berpotensi memiliki resiko sel tumor atau kanker, yang muncul setelah beberapa tahun kemudian.